Asal Usul Jaket Bomber

Asal Usul Jaket Bomber

Tahukah Anda darimana sejarah asal usul jaket bomber? Pakaian luar yang kini menjadi salah satu ikon mode dunia ini, memiliki perjalanan cerita yang kaya dan menarik. Jaket ini tidak hanya menjadi simbol gaya, tetapi juga memiliki akar yang dalam di dunia militer.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi asal usul jaket bomber, bagaimana perkembangannya hingga menjadi bagian dari tren fashion modern, dan mengapa jaket ini tetap relevan sepanjang waktu.

Sejarah Asal Usul Jaket Bomber: Dari Kokpit Pesawat ke Tren Fashion Global

Sejarah jaket bomber bermula ketika pihak militer menyadari bahwa pilot penerbang membutuhkan pakaian yang bisa menjaga mereka agar tetap hangat, karena saat itu kebanyakan pesawat tidak memiliki kokpit yang tertutup.

Sejarah Jaket Bomber Pada Perang Dunia ke-1

Jaket bomber pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-20, tepatnya selama Perang Dunia I. Pada masa itu, pesawat belum memiliki kokpit tertutup, sehingga para pilot harus menghadapi suhu ekstrem di ketinggian.

Untuk melindungi mereka dari cuaca dingin, Angkatan Udara Amerika Serikat menciptakan jaket penerbangan yang dikenal sebagai “flight jacket” atau jaket penerbang. Jaket ini dirancang dengan bahan kulit tebal dan lapisan dalam berbulu untuk memberikan kehangatan maksimal.

Ketika Perang Dunia ke-1, US Army membentuk Aviation Cloating Board pada Bulan September Tahun 1917. Saat itu, mereka mendistribusikan kepada para pilot sebuah jaket penerbangan yang terbuat dari kulit, dengan kerah tinggi, resleting sebagai tutupan jaket untuk mencegah angin, manset dan bagian pinggang yang ketat dan beberapa rumbai yang dilapisi bulu.

Sejarah Jaket Bomber Pada Perang Dunia ke-2

Leslie Irvin
source: en.wikipedia.org/wiki/Leslie_Irvin_(parachutist)

Leslie Irvin adalah orang pertama yang merancang dan memproduksi jaket penerbangan klasik yang terbuat dari kulit domba. Pada tahun 1926, ia mendirikan sebuah perusahaan manufaktur di Inggris dan menjadi pemasok utama jaket penerbangan untuk Royal Air Force selama sebagian besar dari Perang Dunia ke-2. Dikarenakan permintaan pada tahun awal perang yang begitu besar, perusahaannya menggaet sub kontraktor, yang menjelaskan adanya variasi desain dan warna yang terlihat pada awal produksi jaket penerbangannya.

Sehubungan dengan berkembangnya teknologi penerbangan, terjadi peningkatan pengoperasian ketinggian terbang pesawat. Kebanyakan serangan bom berdaya besar di Eropa selama Perang Dunia ke-2, dilakukan dari ketinggian minimal 25.000 ft. Hal itu menyebabkan suhu pesawat bisa mencapai sedingin -50 ° C (-58 ° F). Kabin pesawat tidak bisa mengisolasi temperatur tersebut, sehingga jaket tebal dan hangat menjadi peralatan penting untuk setiap anggota kru pesawat.

Dikarenakan asal usul jaket bomber ini berasal dari jaket penerbangan yang digunakan oleh pilot dan kru militer di pesawat penge-bom, maka muncul istilah “bomber jacket”. Sehingga sekarang ini jaket tersebut dikenal secara luas sebagai jaket bomber.

Pada era Perang Dunia II, jaket bomber mengalami beberapa modifikasi. Model yang paling terkenal adalah A-2 dan B-15, yang dirancang dengan bahan nilon yang lebih ringan namun tetap hangat dan tahan angin. Model ini menjadi prototipe jaket bomber modern yang kita kenal saat ini.

Perkembangan Jenis Model Jaket Bomber

Pada awal mulanya jaket bomber ini diawali dengan dibuatnya jaket penerbangan bagi keperluan pilot militer pada tahun 1917. Dengan berkembangnya teknologi penerbangan, sehingga dibutuhkan jaket yang lebih sesuai dan nyaman. Kemudian pihak militer terus mengembangkan dan memproduksi beberapa macam desain jaket bomber yang dapat ditemui hingga sekarang ini.

Jaket Bomber A-1

Jaket Bomber A-1
source: modefemininefashion.com

Pada tahun 1927, U.S. Army Air Corps secara resmi mengeluarkan flight jacket A-1 yang terbuat dari kulit sebagai jaket penerbangan militer. Desain jaket bomber model A-1 memiliki penutup bukaan depan dan saku menggunakan kancing. Memiliki kerah dari rajutan dengan kancing tertutup. Manset di pergelangan tangan dan karet di bagian pinggang.

Jaket Bomber A-2

Jaket Bomber A-2
source: schottnyc.com

Jaket bomber A-2, diluncurkan pada tahun 1931 sebagai kelanjutan dari model A-1 yang sama-sama terbuat dari kulit. Jaket ini diuji coba pada 20 September 1930, namun baru distandarisasi oleh U.S. Army Air Corps pada 9 Mei 1931.

Bomber jacket A-2 awalnya diciptakan dan dikembangkan pada masa perang dunia ke-2 untuk pilot, navigator dan bombardier Angkatan Udara AS. Jaket tersebut seringkali dihiasi oleh patch skuadron dan karya seni yang dicat pada belakang jaket. Kadang-kadang disebut sebagai bomber jacket, sebutan aslinya adalah “Jacket, Pilot’s (summer)” dan penggunaan pada masa perang sangat terbatas baik untuk pilot atau kru bomber.

Bomber jacket A-2 memiliki desain mirip dengan A-1, hanya saja penutup bukaan depan jaket dan penutup saku diganti dengan resleting, serta kancing pengencang tersembunyi. A-2 memiliki kerah kulit bergaya kemeja, dengan kancing tersembunyi. Juga memiliki strap yang dijahit pada bahu.

Pada tanggal 27 April 1943, tipe A-2 dinyatakan sebagai edisi terbatas yang hanya bisa dipesan untuk menggantikan in-service unit. Setelah itu, jaket yang didistribusikan sebagai unit baru adalah bomber jacket tipe B-10 dan B-15. Meskipun model asli A-2 dibatalkan setelah 12 tahun, namun tetap menjadi jaket penerbangan Amerika yang paling dikenali dan dicari.

Jaket Bomber G-1

Jaket Bomber G-1
source: en.wikipedia.org/wiki/G-1_military_flight_jacket

Model G-1 merupakan jaket penerbangan kulit militer dengan kerah dilapisi bulu pada masa perang dunia ke-2 yang digunakan oleh Angkatan Laut, Angkatan Darat dan Penjaga Pantai AS. Sedangkan Angkatan Udara AS menamakannya sebagai flight jacket A-2. Bomber jacket G-1 lebih dikenal sebagai jaket yang dikenakan oleh Tom Cruise dalam Film Top Gun.

Bomber jacket G-1, didesain untuk menyerupai model A-2 milik Air Corps, oleh Angkatan Laut AS (U.S. Navy) pada tahun 1930-an. Kemudian di standarisasi pada tahun 1940 dengan nama M-422A. Lalu pada tahun 1943, oleh Army Air Forces dan Angkatan Laut AS dinamakan ANJ-3 (Army Navy Jacket 3) yang menggantikan tipe A-2.

Perkembangan jaket bomber G-1 diperkirakan pada tahun 1947 dan digunakan selama Perang Korea. Model ini bertahan hingga Tahun 1978, setelah Kongres AS membatalkannya sehubungan dengan daya tarik populer yang luar biasa, karena melanda sistem pasokan Angkatan Laut AS.

Popularitasnya berkembang menjadi simbol kehormatan, petualangan dan fashion. Bersama dengan model A-2, bomber jacket G-1 merupakan jaket penerbangan paling bersejarah dan terkenal di Amerika. Menjadi fashion item pada tahun 1986 setelah dipopulerkan pada Film Top Gun.

Jaket Bomber B-15

Jaket Bomber B-15

Model jaket bomber B-15 merupakan pengganti dari model A-2 yang pada tahun 1943 dinyatakan sebagai edisi terbatas. Berbeda dengan A-2, model B-15 ini diproduksi menggunakan bahan nilon. Bomber jacket B-15 memiliki kerah wool dengan sedikit lapisan bulu, dua saku miring di bagian depan dan saku kecil di lengan, penutup resleting dan manset serta karet di bagian pinggang.

Jaket Bomber MA-1

Jaket Bomber MA-1
source: realmccoys.co.jp

Model MA-1 pertama kali dikembangkan pada pertengahan 1950-an untuk pilot dan kru penerbangan Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS. Jaket bomber MA-1 dan pendahulunya model B-15, awalnya dikembangkan dan diperlukan pada saat itu karena munculnya era pesawat jet yang memunculkan prosedur baru bagi kinerja, keamanan dan kenyamanan pilot.

Sebelum penemuan pesawat jet, jaket kulit berlapis bulu ditetapkan untuk personil penerbangan. Dengan kemampuan pesawat jet untuk bisa terbang lebih tinggi, mengakibatkan suhu jauh lebih dingin bagi pilot. Bila jaket kulit yang berat dan besar tersebut basah atau terkena keringat, maka menyebabkan air akan membeku dalam ketinggian tertentu. Hal ini menyebabkan pilot menjadi kedinginan dan tidak nyaman.

Selain itu pesawat jet memiliki desain yang lebih ramping, dengan kokpit yang lebih sempit dan penuh peralatan baru. Kecepatan dan fleksibilitas pilot untuk masuk dan keluar kokpit, menjadi lebih utama bagi keselamatan. Oleh karena itu diperlukan jaket yang lebih ramping, ringan, namun tetap hangat.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dikembangkanlah jaket penerbangan dari model B-15. Saat itu model MA-1 terbuat dari bahan katun, tetapi kemudian diganti oleh bahan nilon berkualitas tinggi. Sebagai pengembangan dari model B-15, pada bomber jacket MA-1 kerah wool dengan lapisan bulu digantikan oleh karet, dikarenakan mengganggu strap yang digunakan oleh pilot.

Jaket bomber MA-1 biasanya terbuat dari bahan nilon flight silk dan biasanya memiliki lapisan dalam berwarna oranye, dengan tag spesifikasi dalam saku. Model terdahulunya memiliki lapisan dalam berwarna hijau dengan tag spesifikasi pada bagian leher. Pada bagian depan model MA-1 terdapat dua buah saku berpola miring di kanan kiri perut, dua buah saku di bagian dalam jaket dan satu saku kecil dengan resleting beserta pegangan alat tulis di bagian lengan kiri atas.

Versi jaket bomber MA-1 yang lebih ringan dikenal sebagai model L-2B, yang menggantikan kedua model asli, yaitu L2 dan L2A. Yang membedakan ketiga model tersebut dengan model MA-1 adalah terdapatnya skoder atau epaulette (kain untuk meletakkan pangkat di bahu) dan tidak memiliki saku di bagian dalam jaket.

Jaket Bomber MA-2

Jaket Bomber MA-2
source: pilotmall.com

Model jaket bomber MA-2 juga dikenal sebagai MA-2 atau CWU-45 flight jacket, merupakan versi lanjutan dari model MA-1. CWU adalah singkatan dari “Cold Weather Uniform”.

Istilah MA-2 adalah merek dagang dari Cobles Clothing Company. Istilah tersebut diadopsi pada akhir tahun 1980-an, ketika jaket militer CWU-45 mulai mendapatkan popularitas di street fashion. Istilah MA-2 menjadi sangat populer yang sekarang ini digunakan bergantian dengan CWU-45 untuk menyebut jaket tersebut.

Berbeda dengan desain MA-1, pada model MA-2 memiliki saku kargo besar, kerah yang menjulur, dalaman yang senada dengan warna luar, ukuran yang lebih pendek di bagian pinggang serta biasanya terbuat dari bahan Nomex.

Model MA-2 sekarang ini digunakan menjadi jaket penerbangan militer, dengan model CWU-45P (untuk cuaca dingin) dan CWU-36P (untuk cuaca yang lebih hangat), dimana keduanya terbuat dari Nomex.

Popularitas Jaket Bomber

Pada Bulan April 1921, Letnan John A. Macready mencetak rekor dunia mengendarai pesawat dengan kokpit terbuka yang mencapai ketinggian 40.000 kaki. Dia menggunakan jaket sherling yang merupakan tambahan jaket bomber A-2 dan G-1. Jaket sherling dikenal sebagai jaket penerbangan terhangat, yang dilapisi oleh bulu.

Jaket sherling pertama kali mendapat pengakuan pada tahun 1942, setelah Jendral Hap Arnold menolak model A-2. Jaket sherling populer di militer sebagai jaket sintetis dan hingga sekarang masih dikenakan serta dikoleksi oleh penggemar army. Cakupan modelnya mulai dari bomber jacket B-3 dan M-445, katun twill B-series, sebagai jaket standar Angkatan Laut AS, seri CWU.

Popularitas Jaket Bomber Pada Tahun 1950-an

Pada tahun 1950-an setelah Perang Korea, terlebih setelah Perang Vietnam, jaket bomber MA-1 mulai dikenakan oleh masyarakat sipil. bomber jacket pun dikenakan oleh beberapa departemen kepolisian di Amerika Serikat karena memiliki desain dan fungsi yang kokoh.

Jaket bomber A-2 memperkuat popularitasnya karena sering terlihat dalam banyak film dikenakan oleh aktor legendaris, seperti Gregory Peck dan John Wayne. Kemudian dikenakan sebagai jaket motor, yang berkembang menjadi gaya sendiri yang berbeda. Jaket yang dikenakan oleh Henry Winkler dalam peran “Fonzie” di acara TV Happy Days juga merupakan variasi dari model A-2.

Popularitas Jaket Bomber Pada Tahun 1960 dan 1970-an

Pada tahun 1960 dan 1970-an, jaket bomber A-2 muncul kembali di film World War II dengan anggaran besar, seperti The Great Escape dan Patton. Juga menjadi pakaian pilihan untuk aktor Bob Crane yang berperan sebagai Kolonel Hogan dalam serial TV populer Hogan Heroes.

Jaket ini diproduksi oleh departemen kostum studio, yang kemudian dikenakan juga oleh Frank Sinatra dalam film Von Ryan Express.

Jaket Bomber Skinhead
source: thesun.co.uk

Pada tahun 1970-an hingga seterusnya, jaket bomber MA-1 telah populer di kalangan skinhead, punk, mods dan scooterboys. Lalu dimulai dari tahun 1970-an hingga tahun 1990-an, bomber jacket secara luas dipopulerkan oleh para selebriti dan juga pendukung serta kelompok Neo-Nazi, terutama skinhead.

Popularitas Jaket Bomber Pada Tahun 1980-an

Pada tahun 1980-an, Dwight Schultz yang berperan sebagai H. M. Murdock dalam serial TV, The A-Team mengenakan jaket bomber A-2 yang pada bagian belakang dicetak gambar harimau bersama dengan kata-kata ‘DA NANG 1970‘. Juga, dalam anime Hetalia: Axis Powers, karakter Amerika selalu terlihat mengenakan model A-2 dengan angka ‘50‘ berwarna putih di bagian belakang.

Selama tahun 1980-an jaket bomber MA-1 memiliki eksposur yang luas di majalah fashion seperti The Face dan i-D, serta ketika itu sering di konsep ulang oleh desainer pakaian. Steve McQueen juga terlihat mengenakannya dalam Film The Hunter pada tahun 1980.

Jaket Bomber Steve Mcqueen The Hunter
source: squire.com

Pada tahun 1986, jaket bomber G-1 menjadi populer oleh Film Top Gun yang dibintangi oleh Tom Cruise. Hal ini sangat meningkatkan penjualan dari model G-1, sehingga memunculkan para kolektor bomber jacket dan mengukuhkannya sebagai fashion item.

Jaket Bomber G-1 Tom Cruise Top Gun
source: crossroadstrading.com


Popularitas Jaket Bomber Pada Tahun 1990-an

Pada tahun 1993, jaket bomber dipakai sebagai “kostum nasional” Amerika Serikat untuk pertemuan APEC yang diselenggarakan di Seattle, Washington.

Popularitas Jaket Bomber Pada Tahun 2000-an

Pada awal tahun 2000-an, jaket bomber populer sebagai pakaian kasual di fashion hip-hop. Lalu bomber jacket A-2 menjadi pakaian populer kepresidenan, baik George W. Bush dan Barack Obama telah mengenakannya untuk photo ops pada pelantikan militer. Kedua presiden terlihat cukup fit untuk memakai model A-2 sebagai jaket regulasi.

Popularitas Jaket Bomber Saat Ini

Jaket bomber memiliki kebangkitan popularitas selama tahun 2010-an di street fashion dan menjadi “iconic fashion” selebriti dunia seperti Kanye West. Arnold Schwarzenegger terlihat mengenakan bomber jacket A-2 dengan lencana polisi di film The Last Stand (2013).

Jaket Bomber Influencer
source: pinterest.com

Popularitas jaket bomber sekarang ini, tidak terlepas dari turut andilnya para selebriti dunia yang yang menjadi “influincer”. Selebriti ini diantaranya adalah Kanye West dan David Beckham.

Dua artis fenomenal tersebut masing-masing memiliki Brand Fashion sendiri. Juga selebriti sekelas Brooklyn Beckham, Kendal Jenner dan Gigi Hadid memakai bomber jacket sebagai daily outfit mereka.

Jaket Bomber Selebriti
source: thefashionisto.com, whowhatwear.com

Selain oleh selebriti dunia, bomber jacket juga banyak dikenakan oleh artis-artis Drama Korea yang notabene sekarang masyarakat kita sedang menggandrungi tren fashion korea atau istilah kerennya “K-Pop”.

Jaket Bomber K-Pop
source: kpopmap.com

Selama tahun 2016 di seluruh dunia, model jaket bomber ini menjadi “Fashion Trend of The Year”. Salah satu buktinya adalah Google yang setiap tahunnya merilis laporan “Fashion Trend” berdasarkan kata kunci, “Bomber Jacket” merupakan yang paling banyak dicari. Di Inggris, angka pencariannya meningkat hingga 297 persen. Fantastisnya di Amerika, angka pencarian mencapai 612 persen.

Sekarang ini, jaket bomber biasanya dikaitkan dengan tipe MA-1 yang menjadi fashion essential mode di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat dan Jepang. Banyak produsen pakaian Amerika, yang sejak dahulu menjadi kontraktor militer kini memproduksi bomber jacket MA-1 dengan berbagai warna dan bahan jaket.


Kesimpulan
Sejarah asal usul jaket bomber telah melalui perjalanan panjang, dari pakaian militer yang fungsional menjadi ikon mode global. Dengan desainnya yang klasik namun serbaguna, jaket bomber tetap menjadi pilihan favorit di dunia fashion.

Bila Anda membutuhkan pembuatan jaket bomber, silahkan untuk mengunjungi Konveksi Jaket atau hubungi kami di nomor 081312920529.

Leave a Reply